Aku beruntung hidup di zaman dimana segala hal bisa diromantisasi. Detik-detik menunggu lift, memilih menu makanan, bahkan saat dua tangan dari dua pemilik yang berbeda saling bertabrakan hingga menimbulkan sebuah sengatan listrik ghaib (karena entah datang dari mana). Apalagi soal aku dan kamu yang nggak akan jadi kita.
Hari ini, pertemuan kita lagi setelah sekian lama hanya bertukar kata, canda, tawa, tangis dan suara ngorok via telepon pintar.
Hari ini, sekali lagi, kamu buat perasaan yang tidak jelas ujungnya ini layak untuk dinikmati. Alih-alih berusaha menahan dan menghentikannya karena yakin tak akan berujung indah, aku menikmatinya.
Aku menikmati setiap senyum yang terbentuk sebegitu cantiknya di wajahmu hari ini.
Aku menikmati kesempatan menjadi pahlawan sok keren dengan meminjamkan kamu jaketku waktu kamu bilang kamu kedinginan.
Aku menikmati memperhatikan semua hal kecil yang ada pada dirimu, remahan gorengan, bulu kucing, rambut-rambut yang keluar jilbabmu.
Aku menikmati binar matamu.
Aku menikmati sekian menit yang aku lalui sama kamu di jok belakang motorku.
Sampai akhirnya kita berpisah,
Ya aku masih tetap menikmati momen itu..
“Hati-hati.. Nanti kalau udah sampe rumah kabarin ya”
